DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan
semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat
yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup
organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan
bijaksana. Keputusan adalah sesuatu pilihan yang diambil diantara satu atau
lebih pilihan yang tersedia.
Pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Untuk dapat mengambil keputusan
dengan baik, ada rangkaian proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan.
Berikut adalah langkah yang bijaksana untuk dilakukan sebelum mengambil
keputusan berdasarkan pada konsep pengambilan keputusan itu sendiri (Gunadarma,
2009).
Ø Pengambilan keputusan
merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional
(Winardi,1990). Sedangkan organisasi adalah wadah bagi beroprasinya manajemen.
(Anzizhan,Syarafuddin.Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. grasindo).
Pertama Pengambilan
keputusan adalah inti dari manajemen dalam organisasi, yaitu hal yang dilakukan
oleh ketua dalam suatu kegiatan yang dilakukan dalam organisasi untuk mengambil
suatu tindakan atau pilihan yang harus dilakukan yang akan menghasilkan
keputusan untuk kebaikan bersama (stephen P.Robbins: manajemen). Yang
kedua, Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui
pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan
fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat.
Dari
ketiga pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
JENIS - JENIS
KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2. Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan yang
bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan
Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung
oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan
dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan
secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi
yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang
berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan
keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu
sangat sulit.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi
bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus
seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang
timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman
dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
5. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali
keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang
untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya
tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan pada
wewenang semata akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan
sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau
kurang jelas.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. POSISI/KEDUDUKAN
Dalam kerangka pengambilan keputusan,
posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut:
·
Letak posisi
Dalam hal ini apakah is sebagai pembuat
keputusan (decision maker),penentu keputusan (decision
taker) ataukah staf (staffer).
·
Tingkatan posisi
Dalam hal ini apakah sebagai strategi,
policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
2. MASALAH
Masalah adalah apa
yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan
daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus
diselesaikan.
3. SITUASI
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam
keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama
memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita
perbuat. Faktor-faktor itu dapat dibedakan atas dua, yaitu sebagai
berikut:
· Faktor-faktor
yang konstan (C), yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah-ubah
atau tetap keadaanya.
· Faktor-faktor
yang tidak konstan, atau variabel (V), yaitu faktor-faktor yang
sifatnya selalu berubah-ubah, tidak tetap keadaannya.
4. KONDISI
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor
yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita.
Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
IMPLIKASI MANAJERIAL
Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi
mempunya arti yaitu akibat.kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa
aspek salah satu aspek yang akan saya bahas kali ini implikasi manajerial.
Dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi
tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi
kebijakan
2. Implikasi
kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Jadi implikasi manajerial memiliki
arti Proses Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi
manajerial yang baik.
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan
Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern
for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid
ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut,
yaitu :
1. Improvised
artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan
tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country
Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu
artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan
suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team
yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama
lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan
dan penghargaan.
4. Task
artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Midle
Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara
tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang
mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan
memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Komunikasi Organisasi
Dalam system komunikasi organisasi,
partisipatif telah menggunakan komunikasi dua arah, yaitu system atau pola
komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik secara langsung dari komunikan
untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering berkomunikasi dengan bawahan
dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan dengan bawahan. Hal ini
menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga sebagai persuatif dan
regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang pemimpin melaksanakan
kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk komunikasi satu arah
seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini
dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur atau tujuan yang
telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan mengalami kesulitan dalam menerima
umpan balik sebagai evaluasi bagi organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu
arah, kondisi kerja akan terasa kaku karena bersifat formal.
Dalam kepemimpinan situsional yang
dikembangkan menjadi empat bagian, membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya
kepemimpinan mempengaruhi orang. Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas
dan perilaku yang rendah menjdi aspek yang paling disukai apabila bawahan
memiliki tingkat kesiapan yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan
dari pemimpin untuk berpartisipasi.
DAFTAR PUSTAKA :
- Anzizhan,Syarafuddin.Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Grasindo
- P.Robbins,
Stephen & Mary Coulter. 2005. Management, eight edition. Erlangga: Jakarta
-https://oktafianreza.wordpress.com/2015/04/29/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan-keputusan/