Kamis, 31 Maret 2016

Apa itu ITIL dan COBIT ?





    A.    Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
ITIL atau Information Technology Infrastructure Library  adalah suatu rangkaian konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detail tentang beberapa praktik TI penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi TI.
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
1.      Service Strategy
Secara sederhana Service Strategy akan memberikan panduan kepada mereka untuk mengmplementasikan pengimplementasi ITSM (IT Service Management) dan bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sekedar kemampuan organisasi dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI, tapi juga sebagai sebuah aset strategis bagi sebuah perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

Service ini yang terdiri dari:
• Demand management, merupakan aktifitas yang dapat mempengaruhi permintaan pengguna dan merupakan penyedia kapasitas layanan untuk memenuhi permintaan user.
• Financial management, Memastikan penanganan biaya-biaya dan resiko resiko terkait penyediaan service melalui proses service strategy, meliputi: budgeting, accounting dan charging
• Service portfolio management, mengidentifikasi layanan IT untuk menunjang strategi bisnis, meliputi : defined, analyzed dan approved



Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukantujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.

2.      Service Design
Agar layanan IT dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layananlayanan
IT tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan.Service Design memberikan panduan kepada organisasi IT untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan IT maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi IT dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan IT.
Objektif dari Service Design adalah Membuat desain layanan IT yang tepat dan inovatif, termasuk arsitektur, proses, kebijakan dan dokumentasi, untuk memenuhi kesepakatan dari kebutuhan bisnis untuk saat ini dan masa depan.
(OGC: service design)

• Layanan baruatau perubahan layanan.
• Alat penunjang untuk service management systems, terutama service portfolio, termasuk di dalamnya service catalogue.
• Technology architecture dan management system.
• Proses-proses yang dibutuhkan.
• Metode dan metriks pengukuran.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
• Capacity Management, bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara biaya dengan sumberdaya (komponen, dsb) dan keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan.
• Info Security Management,bertujuan untuk menyelaraskanIT Security dengan keamanan bisnis dan memastikan bahwa keamanan Informasi dapat secara efektif dikelola dalam semua layanan dan Kegiatan Manajemen
• Availability Management, bertujuan untuk memastikan bahwa semua layanan ketersediaan telah sampai pada user baik untuk saat ini maupun akan datang.
• Service level Management, melakukan negosiasi, persetujuan dan dokumentasi keseluruhan layanan IT yang merepresentatif kepada bisnis yang kemudian akan menghasilkan laporan kepada penyedia layanan agar dapat memberikan layanan yang telah disepakati.
• Supplier Management, bertujuan untuk mengelola pemasok dan layanan yang merekapasokan,untuk memberikan kualitas layanan TI terbaik untuk bisnis, memastikan nilai keuntungan yang akan diperoleh.

3.      Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi IT untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan IT baik yang baru maupun layanan IT yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
·         Change management, proses yang bertanggung jawab mengendalikan siklus dari setiap perubahan (change).
·         Asset & Config management, Mendukung proses Layanan Manajemen yang efisien dan efektif dengan memberikan informasi konfigurasi yang akurat untuk memungkinkan orang untuk membuat keputusan pada waktu yang tepat.
·         Release & Deployment management, Proses yang bertanggung jawab untuk merencanakan, menjadwalkan perpindahan release dari testing management hingga siap diimplementasikan.

4.      Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan IT .Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan IT secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya.Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan it serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan IT.

5.      Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
1.     Practice fundamentals – menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
2.     Practice principles – menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.
3.     Lifecycle processes and activities – menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
4.     Supporting organization structures and roles – proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.
5.     Technology considerations – menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
6.     Practice Implementation – berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
7.     Complementary guideline – berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
8.     Examples and templates – berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.

2. COBIT (Control Objective for Information and related Technology)
Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.1 merupakan versi terbaru.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
  • Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
  • Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
  • Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
  • Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan IT.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
Tujuan dari kerangka kerja ini adalah untuk memberikan bahasa yang umum untuk eksekutif bisnis untuk berkomunikasi satu sama lain tentang tujuan, sasaran dan hasil. Versi asli, yang diterbitkan pada tahun 1996, difokuskan terutama pada audit. Versi terbaru, yang diterbitkan pada tahun 2013, menekankan nilai yang informasi pemerintahan dapat memberikan ke 'kesuksesan bisnis. Hal ini juga memberikan sedikit nasihat tentang manajemen risiko perusahaan .
Nama COBIT awalnya berdiri untuk "Control Tujuan Informasi dan Teknologi Terkait," tapi versi dieja-out dari nama dijatuhkan mendukung akronim dalam iterasi kelima dari kerangka.
COBIT 5 berdasarkan lima prinsip utama untuk tata kelola dan manajemen perusahaan IT:
Prinsip 1: Rapat Kebutuhan Stakeholder
Prinsip 2: Meliputi Enterprise End-to-End
Prinsip 3: Menerapkan Kerangka Single, Integrated
Prinsip 4: Mengaktifkan Pendekatan Holistik
Prinsip 5: Memisahkan Governance Dari Manajemen

Perbedaan serta penggunaan ITIL dan COBIT
Sebagaimana kita ketahui COBIT atau Control OBjective of Information and related Technology merupakan sebuah pedoman bagi pengelolaan IT termasuk input, proses, output, serta process control yang terbagi kedalam 4 obyektif dan 34 area kunci. Masing-masing obyektif tersebut adalah: Planing & Organization (PO), Acquisition & Implementation (AI), Delivery & Support (DS) dan Monitoring.
Sedangkah ITIL merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan IT yang terbagi kedalam proses dan fungsi (lihat penjelasan tentang apa itu ITIL dalam artikel terpisah). Dua area/modul dalam ITIL, yaitu Service Support dan Delivery kemudian menjadi CORE dalam ITIL versi 2, yang kemudian kita kenal dengan IT Service Management.

Apabila dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan IT untuk mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata kelola layanan teknologi informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya berhenti di area Deliveri & Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.

Bagi anda yang sudah menggunakan COBIT sebagai standar kontrol terhadap pengelolaan IT, anda dapat juga mengimplementasikan ITIL dalam upaya meningkatkan tingkat kematangan IT perusahaan anda (Maturity Level). Bagi yang belum mengimplementasikannya dapat mengkombinasikan kedua pendekatan ini karena hubungannya satu dengan yang lain adalah saling melengkapi.

SUMBER:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar